MUMPS ?? GONDONG ??
A. Pendahuluan
• Pengertian
Gondong merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh virus gondong atau Paramyxovirus A, virus ini termasuk golongan virus RNA. Merupakan penyakit infeksi akut yang disebabkan oleh virus, di masyarakat Indonesia penyakit ini disebut gondongen atau radang kelenjar gondok. Bentuk virus ini kapsid dan mempunyai virion atau beramplup. Ukuran virionnya mencapai 150 – 300 nm. Virus Paramycoviridae termasuk dalam genus Rubulavirus. Kelenjar yang diserang adalahkelenjar parotis, sublingualis, submandibularis.
• Masa Inkubasi
Masa tunas/inkubasi: 12-26 hari (≈18 hari), Sedangkan masa tular/infektivitinya 2-4 hari sebelum pembengkakan parotis & 9 hari sesudah pembengkakannya mulai.
• Penularan
Virus ini ditularkan melalui udara. Gondong ditularkan sewaktu seseorang menyedot virus gondong yang telah dibatukkan atau dibersinkan ke udara oleh seseorang yang dapat menularkan penyakit. Virus gondong juga ditularkan dari orang ke orang melalui kontak langsung dengan air liur yang terinfeksi. Penderita gondong dapat menularkan penyakit sampai tujuh hari sebelum dan sembilan hari setelah mulai pembengkakan kelenjar liur. Penularan maksimum terjadi antara 2 hari sebelum dan 4 hari setelah gejala timbul. Waktu dari saat eksposur pada virus ini dan jatuh sakit dapat berkisar antara 12 sampai 25 hari tetapi paling umum dari 16 sampai 18 hari.
B. Epidemiologi Mumps
• Frekuensi ( Besarnya Masalah )
Mumps merupakan jenis penyakit yang mudah menular melalui kontak langsung & droplet dari air liur atau sekresi lain pada nasofaring. Pada populasi endemik 85% kasus terjadi pada anak < 15 tahun, biasanya 5 – 10 thn. Dikirakan sampai 40% kasus subklinis maka sulit mencari kasus sumber/indeks • Distribusi Penyakit Mumps adalah penyakit yang jarang ditemukan jika dibandingkan dengan penyakit-penyakit lain yang umum menyerang anak seperti campak, cacar air, walaupun jarang terjadi namun pada masyarakat yang tidak diimunisasi, dalam suatu penelitian ditemukan 85% diantara mereka sampai dewasa sudah pernah mengalami infeksi virus mumps. Kira-kira sepertiga mereka yang rentan yang terpajan dengan infeksi virus mumps merupakan infeksi tanpa gejala. Kebanyakan infeksi yang terjadi pada anak-anak usia di bawah 2 tahun bersifat subklinis. Penyakit ini paling sering muncul pada musim dingin dan musim semi. Di AS, insidensi mumps menurun secara drastis sejak vaksinasi terhadap mumps dilakukan secara luas. Vaksin mumps pertama kali diijinkan beredar di AS pada tahun 1967. penurunan ini terjadi pada semua umur, namun dengan tingginya cakupan imunisasi pada bayi, maka infeksi virus mumps bergeser pada usia anak yang lebih tua, adolescents dan dewasa muda. KLB yang terjadi pada tahun 1980 disebabkan rendahnya cakupan imunisasi terhadap mumps, sehingga yang terserang adalah mereka yang tidak diimunisasi. Sedangkan KLB yang terjadi belakangan ini terjadi pada masyarakat yang cakupan imunisasinya tinggi. Selama tahun 1990-an insidensi tahunan mumps menurun secara pasti. Dan pada tahun 1997 di seluruh AS hanya dilaporkan kurang dari 700 kasus setahun. .
• Faktor Resiko Faktor resiko terserang mumps adalah siapa saja yang berada dalam kontak dengan gondong yang dapat menular dapat terkena gondong, kecuali jika telah terinfeksi pada masa lalu atau telah diimunisasi.
C. Gejala Klinis dan Komplikasi
• Gejala Klinis
1. Stadium Prodrom: 1-2 hari
• Febris sedang, anorexia, nyeri otot umum
• Nyeri didalam atau dibelakang telinga kalau mengunyah atau menelan
• Terkadang diserta nyeri kepala, mual/muntah & kaku kutuk
2. Stadium Pembengkakan: (7-9 hari)
• Kelenjar parotid makin nyeri & mulai bengkak unilateral kemudian sering menjadi bilateral sampai hari 3-4 pembengkakan lalu mulai mereda selama 1 minggu.
• Kulit diatas parotid erithema & mungkin edema
• Pembengkakan parotid di daerah depan telinga, diatas otot maseter & di cekungan belakang liang telinga didepan mastoideus. Telinga bagian bawah terangkat keatas & ke depan oleh pembengkakan.
• Trismus bisa sangat berat & nyeri bila menggigit. Gejala umum gondong adalah demam, hilang nafsu makan, lelah dan sakit kepala diikuti dengan pembengkakan dan rasa sakit pada kelenja liur. Satu atau lebih banyak kelenjar liur parotid (yang terletak dalam pipi, dekat garis rahang, di bawah telinga) paling sering terlibat. Hampir sepertiga dari orang yang terinfeksi tidak memperlihatkan gejala apapun. Gondong biasanya suatu penyakit yang lebih parah di kalangan penderita yang terinfeksi setelah akil balig.
• Komplikasi Mumps
1. Meningitis: 10%, Nyeri kepala, meningismus, febris, mual/muntah, kasus ringan
2. Enkefalitis: 5:1000, 3 – 5X ♂ , Gejala & hasil liquor spinalis seperti enkefalo-meningitis virus lain (ringan)
3. Orkitis: Mulai 1 minggu setelah parotitis. 20 – 30% anak lelaki postpuber, mendadak dengan nyeri & mual/muntah. Biasanya unlateral, nyeri, erithema & bengkak pada testis kemudian atropi pada 35%. Pada kasus E-O unilateral, jarang terjadi sterilitas.
4. Keguguran/abortus spontan: Infeksi pada trimester pertama dapat menyebab abortus spontan pada 27% kasus.
5. Pankreatitis: 1:30 Biasanya pada remaja & dewasa, nyeri epigastrum, Febris lagi, mual/muntah
6. Tuli Unilateral: Jarang (Ada yang melapor sampai 6%,) mulai dengan tinitus, ataxia & mual/muntah.
7. Miokarditis (13% kasus dewasa: ST depresi di EKG)
8. Mastitis, Nefritis, Arthritis, Thyroditis, Dacrio-adenitis, Neuritis Optica
D. Pencegahan dan Pengendalian
• Pencegahan
1. Vaksin MMR melindungi terhadap gondong, campak dan rubela dan merupakan bagian dari jadwal vaksinasi standar. Vaksin MMR harus diberikan kepada anak-anak pada usia 12 bulan dan sekali lagi pada usia empat tahun. Jenis vaksin yang digunakan adalah vakis hiduo yang dilemahkan. Lebih dari 90 % menghasilkan antibodi.
2. Orang yang lahir setelah tahun 1965 harus memastikan bahwa telah menerima dua dosis vaksin MMR
3. Diberikan booster pada umur 4 – 6 tahun atau 12 tahun.
4. Berikan penyuluhan kepada masyarakat, Anjurkan masyarakat untuk mengimunisasikan anak-anak mereka yang berusia di atas satu tahun.
•Pengendalian Agar tidak menjadi wabah, maka yang dapat dilakukan adalah mengisolasi penderita gondong selama sembilan hari di dalam rumah setelah pembengkakan mulai untuk membantu menghentikan virus dari sampai ke orang lain.
E. Pengobatan
1. Simptomatis, ibuprofen, paracetamol untuk nyeri dan febris. Istirahat sesuai keingingan pasien
2. Boleh kompres pembengkakan dengan hangat atau dingin
3. Diet sesuai selera, dengan banyak mengkonsumsi makanan yang mengandung yodium tinggi.
F. Penanganan Penderita
1) Laporan kepada instansi kesehatan setempat: laporan bersifat selektif
2) Isolasi: Lakukan isolasi terhadap saluran pernafasan dan sediakan ruangan khusus selama 9 hari setelah timbulnya parotitis apabila disekitar mereka banyak orang yang rentan (tidak diimunisasi).
3) Disinfeksi serentak: Lakukan disinfeksi terhadap semua barang-barang yang tercemar oleh sekret hidung dan tenggorokan.
4) Karantin, selama 12-25 hari setelah terserang.
5) Imunisasi kontak: Walaupun pemberian imunisasi setelah seseorang terpajan tidak melindungi mereka untuk menjadi sakit. Namun terhadap kontak yang telah diimunisasi yang kemudian tidak sakit maka pemberian imunisasi ini akan melindungi mereka terhadap infeksi berikutnya. Pemberian IG (Immune Globulin) tidak efektif dan tidak dianjurkan.
6) Investigasi terhadap kontak dan sumber penularan infeksi: cari orang-orang yang rentan dan kepada mereka harus diimunisasi
Referensi
Kandun, I Nyoman. 2000. Manual Pemberantasan Penyakit Menular.Jakarta.
Nama: Wisudani Izza Amartha
NIM : E2A009104